^^

^^

Ternyata 'Dia' Orang yang Baik


Malam itu angin semilir menusuk persendianku. Walaupun telah dibalut jilbab dan jaket, tetap tak dapat menghalangi angin malam yang terus kulawan sepanjang perjalananku mengendarai motor. Tempat yang kutuju cukup jauh dari rumahku, yaitu sebuah rumah sakit yang cukup terkenal, disanalah kakakku sedang menungguku untuk menjemputnya.

Sesampainya disana, aku tak mendapati kakakku. Aku menunggu cukup lama hampir setengah jam. Namun kakakku itu tak kunjung muncul. Langit gelap, tempat itu remang-remang. Tetapi kendaraan cukup ramai berlalu lalang dihadapanku.

Kulihat dari jauh, seorang wanita memakai gamis dan jilbabnya sedang melambai tangan padaku diseberang jalan. Ternyata dia kakakku dan yang sedang dia gendong adalah keponakanku.

Kakakku langsung menyeberang jalan dan menghampiriku.

“Maaf ya dek, lama nunggu. Kakak naik angkot tapi turunnya kejauhan, jadi jalan kesini.”
Kakakku itu tersenyum melihatku.

“Kakak tadi bertemu dengan seseorang ketika kakak sedang berjalan menuju kesini, sepertinya dia PSK, dek.”

kata-kata kakakku mengagetkanku.

“Hah, darimana kakak tahu bahwa dia PSK?”

"Dari cara dia berdandan dan pakaiannya yang minim."

Aku kurang percaya dengan apa yang dikatakan oleh kakakku. Karena aku belum pernah melihat seorang PSK secara langsung yang konon katanya suka menunggu pelanggan dipinggir jalan. Aku hanya melihatnya di TV atau mendengar dari cerita teman-temanku.

“Jangan terkejut dulu, orangnya baik kok, malah dia yang ngasih tahu bahwa kamu nunggu kakak disini.”

“Kok bisa?”

Aku semakin tidak percaya.

“Dia dari tadi ngeliatin kamu, dek.”

Kakakku melanjutkan ceritanya sepanjang perjalanan kami kembali kerumah. Ditemani semilir tiupan angin malam, suara kakakku samar-samar kudengar.

“Kakak menaksir umurnya sekitar 16 tahun. Dia masih sangat muda. Dia tadi ramah sekali dengan kakak, malah tadi menanyakan kakak darimana dan mau kemana.”

Aku tak menimpali. Lalu, kakakku melanjutkan,
“Kakak bilang bahwa kakak salah turun angkot. Terus, kakak juga bilang pasti Adek lama nunggu, dia langsung menunjuk kamu, dek. Dia bilang kamu udah dari tadi nunggu depan rumah sakit itu.”

“Hmm.. orang yang ramah.
Memang orang seperti itu kebanyakan berhati lembut dan sangat peka terhadap sekitar.”

Aku masih terdiam. Tak tahu apa yang harus aku respon dari cerita kakakku. Tapi aku dapat menyimpulkan satu hal.

Aku sungguh beruntung, menikmati masa remajaku dengan aman ditengah-tengah keluarga yang begitu menyayangiku. Sedangkan dia harus mengorbankan masa remajanya yang seharusnya bisa dia nikmati. Namun mungkin ada “alasan” tertentu yang mengharuskannya melakukan “pekerjaan” itu.

Aku tak tahu bagaimana wajahnya, juga seperti apa sosoknya. Namun yang aku tahu dia pasti orang yang baik.

Baiklah, untukmu ‘dia’..
Siapapun kau..

Aku berdoa, semoga Allah memberimu kehidupan yang lebih baik, melembutkan lagi hatimu yang lembut, dan membuka tabir hitam yang mungkin sedang menutupi jiwamu..
Percayalah, kebaikan akan datang kepada orang-orang yang baik.

Satu kata..
Hidayah,

semoga ia datang menyapamu..

Aamiin..