^^

^^

Segores Penatku



Untuk Dakwah ilmiy yang kucinta..
Dalam hatiku yang terdalam aku mengucapkan beribu kata maaf, karena sebagai jundi aku belum bisa menjadikan tujuan darimu atas pencapaianku.

IP(Indeks Prestasi), sebuah pembuktian dari kecerdasan seorang mahasiswa inilah penyebab kegelisahanku. Nyaris 3. Ya, lumayan ternyata bagi sebagian orang, tapi bukan hal itu yang ingin kubahas kali ini.

Tapi mengharumkan namamu, mungkin itu yang menjadi tujuanku. Agar mata-mata diluar sana dapat melihat bahwa seorang pengemban amanah dakwah itu juga seorang yang cerdas dalam akademiknya. Agar pikiran khalayak juga paham bahwa dakwah bukanlah penghalang untuk meraih prestasi akademik.

“Ukh.. ana sedih.”

Kala itu saudari seperjuanganku memulai berbicara tentang apa yang dirasakannya.

“Ana tidak tahu apa sebenarnya keahlian yang ana punya. Kalau anti, jelas, anti bisa menulis dan ingin menjadi seorang penulis. Lah, Sedangkan ana.. mungkin memang ana tidak punya keahlian apa-apa.”

Aku memberhentikan kegiatan yang sedang aku lakoni (Red: menyeruput minuman) lalu memilih kata-kata yang tepat.

“Ukh, nasib kita sama. IP kita terlalu standar untuk dikatakan mahasiswa berprestasi. Mimpi pun sebagian besar belum tercapai, biarlah hasil kita yang kecil dan hampir tak tampak ini kita syukuri, mungkin Allah menginginkan ikhtiar dua kali lebih maksimal dari yang kita lakukan sekarang.”

Sulit mengatakannya. Namun tampaknya saudariku itu menerimanya. Dia tersenyum masygul.

“Aku tak suka bercerita pada orang lain yang sama sekali tak dapat merubah apa yang aku dapat. Mereka berkata bahwa aku ini tidak punya perasaan, karena terlihat biasa saja menerima hasil nilai yang sungguh kecil… Andai mereka tahu, ketika mereka pulang, airmata ini tak bisa lagi kubendung, mengalir deras tanpa bisa kutahan lagi.”

Aku terdiam. Memang jika dibandingkan dengan saudariku itu, aku jauh lebih beruntung.

“Ukh, ana punya nasihat yang bagus, ada yang berkata seperti ini, jika hasil yang sedikit itu kita capai dengan kejujuran, itu jauh lebih memuaskan karena insyaAllah berkah, ukh.”

“InsyaAllah, semoga kita termasuk kedalam yang putih itu, ukh.”

Aku mengangguk. Kulihat airmukanya tak lagi mendung. Dia tersenyum. Alhamdulillah.

Sekarang, Aku putuskan untuk mengubah orientasiku. Bukanlah nilai semata, tetapi ilmu yang bermanfaat. Jikalau kita memilih nilai sebagai tujuan dari kita berlajar, maka siap-siaplah untuk kecewa. Namun jika kita menginginkan ilmu yang bermanfaat, insyaAllah tidak akan kecewa. karena sejatinya, jika kita mengaku beriman, maka hendaklah kita mengejar ilmu bukanlah nilai. Biarlah angka- angka yang baik itu datang menghampiri kita seiring kebaikan kita yang kita lakukan sepanjang kita mengejar ilmu itu.

Dan yang terakhir, aku tidak akan berdoa seperti ini lagi,
“ya Allah sampaikanlah aku pada apa yang aku inginkan.”

Namun aku harus mangubah doaku menjadi,
“ya Allah, perlapang dadaku untuk menerima apapun hasil yang Kau beri atas ikhtiarku, Aamiin.”

***

Special for : Ukhti Sifa ^^
“Keep Hamasah, ukh” 

0 komentar:

Posting Komentar